Tak Sengaja Melewati Perbatasan, 7 Nelayan Asal Panipahan Nginap di Bui Negeri Jiran.
Ket,photo : keluarga salah seorang nelayan yang ditahan di penjara negeri jiran Malaysia.
Panipahan,riau oposisi.com.
Apes…begitulah yang dialami tujuh orang nelayan asal Desa Teluk Pulai, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Ketujuh nelayan tersebut terpaksa tinggal dan mendekam dibalik jeruji besi di negeri jiran yakni Malaysia.
Adapun ketujuh nelayan tersebut antara Lain Akau sebagai tekong, Kaharuddin (38) anggota, Isak (34) anggota, Abdurrahman alias Atan (52) anggota, likot anggota, Iwan dan Tingkong juga anggota.
Beberapa hari yang Lalu, lima diantaranya sudah dibebaskan dari tahanan Malaysia dan sudah pulang ke kampung halaman mereka,sedangkan sisanya dua orang lagi tak jelas keberadaannya.
Lima orang yang sudah pulang yakni Akau (tekong), Abdurrahman alias atan (anggota), Likot, Iwan dan Tingkong (anggota). Sedangkan Kaharuddin dan Ishak belum diketahui keberadaannya.
“Kami terpisah mas,” ujar Abdurrahman alias Atan, Jumat (04/09/2020) pada wartawan.
“Kami berlima ditahan di Tergano, sedangkan Kaharuddin dan Isak tinggal Di Kelang. Kami di kurung kurang lebih delapan bulan. Kami berlima di bebaskan dan di kasih ongkos untuk pulang ke Indonesia,” sambung Abdurrahman alias Atan.
Ketika ditanya wartawan mengapa sampai tertangkap, Atan menjawab, bahwa ia dan rekannya gak sadar kalau sudah lewati perbatasan, dan masuk ke wilayah perairan Malaysia.
“Kami menjaring di perbatasan mas,karena di sana sangat banyak ikannya. Setiap berangkat kami selalu berhasil dan untung besar, tapi itulah apes kami mas, tanpa sadar kami sudah memasuki wilayah laut Malaysia. Kami tertangkap Maritim Malaysia dan Boat kami mereka karamkan,” pungkas Atan.
Terpisah, Elviana (36), istri Kaharuddin dan Nuraini (31) istri Ishak merasa sangat sedih bercampur khawatir, sebab sampai hari ini suami mereka belum juga kembali.
“Sudah hampir setahun mas suami kami gak pulang,” ungkap tika.
“Sejak tanggal 24 Oktober 2019 sampai hari ini Jumat 04 September 2020, kami tak pernah bertemu lagi dengan suami kami,” sambung Nuraini dengan nada sedih.
“Untunglah Pak Camat cepat mengurus kami, sehingga kami dan anak anak gak sempat terlantar. diuruskan Pak Camat belanja kami agar ditanggung toke suami kami,” sambung Elviana.
Ditanya berapa Rupiah sehari per KK ditanggung toke suami mereka, ia menjawab, “Tujuh puluh lima ribu mas sehari uang belanja kami di kasih tokeh suami kami,” pungkas Elviana. RO/003.